Semoga Dibaca Pemerintah: Pilkada dan Pemulihan Ekonomi Bisa Ditunda, Nyawa Rakyat dan Dokter Tidak!

Semoga Dibaca Pemerintah: Pilkada dan Pemulihan Ekonomi Bisa Ditunda, Nyawa Rakyat dan Dokter Tidak!
Ilustrasi pilkada. Foto: dok.JPNN.com

Pria yang karib disapa Ipang itu menilai wajar World Health Organization (WHO) marah besar melihat negara-negara yang masih egois, memprioritas ekonomi ketimbang menyelamatkan nyawa rakyatnya.

"Sekarang kami sedih negara makin gagap, tak punya arah bagaimana menyelamatkan dan melindungi rakyatnya dari ganasnya pandemi virus carona," kata Ipang. 

Dia sepakat demokrasi maupun ekonomi perlu diselamatkan. Namun, ia menegaskan, di atas itu semua  nyawa rakyat yang prioritas untuk diselamatkan. "Untuk apa pemulihan ekonomi, untuk apa demokrasi kalau rakyat menjadi tumbal karena klaster pilkada yang makin mengkhawatirkan? Ini namanya mati celaka," ungkap Ipang. 

Dia menganggap memang lucu tingkah elite atau pejabat Indonesia. Menurutnya, ketika virus carona kembali merebak, Selandia Baru saja  menunda pemilu bahkan level pilpres.

Namun, kata dia, di Indonesia beda lagi lagunya, karena mulai dari Presiden Jokowi, KPU, dan hampir semua parpol, kompak satu suara mengatakan pilkada makin sulit untuk ditunda.

"Itulah mengapa saya mengatakan sebuah lelucon politik, mari kita tertawa bareng supaya elite atau pejabat makin sehat cara berpikirnya, makin waras dalam mengambil keputusan strategis atau penting dan tidak belagu," ujar dia.

Menurutnya lagi, pemilihan kepala desa pun bisa ditunda dengan berbagai alasan, lalu kenapa pilkada tidak. "Apa bedanya pilkada dengan pilkades?" tegasnya.

Menurutnya, kalau alasan pilkada dipaksakan hanya karena kalkulasi pertumbuhan ekonomi, bisa meningkatkan daya beli, belanja pilkada meningkat, sirkulasi uang di tengah masyarakat, ini jelas alasan yang kurang tepat. 

Seharusnya demokrasi seperti pilkada serentak di masa pandemi Covid-19 tidak mengorbankan keselamatan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News