Semoga Ini Teror Bom Pertama dan Terakhir di Era Jenderal Listyo
jpnn.com, JAKARTA - Kasus bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (28/3) pagi.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan kasus teror bom ini merupakan yang pertama kali di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Kasus bom bunuh diri ini juga merupakan peringatan buat jajaran Kepolisian bahwa akan ada teror-reror susulan lainnya," kata Neta, Minggu (28/3).
IPW menilai hal ini dikarenakan masih adanya kelompok-kelompok teror dan radikal yang belum diciduk jajaran kepolisian, seperti di Poso atau tempat lainnya.
"Sementara para teroris yang sudah selesai menjalani hukuman, kini bebas melakukan aktivitas tanpa terpantau jejaknya," jelas dia.
Menurut dia, kondisi ini tentu menjadi tugas berat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, apalagi saat ini menjelang Ramadan dan Idulfitri, aktivitas dan kebutuhan sosial masyarakat kian meningkat.
Oleh karena itu, Kapolri Jenderal Listyo perlu mengonsolidasikan jajarannya mulai dari intelijen hingga Bhabinkamtibmas sebagai ujung tombak, untuk mempertajam telinga maupun penciuman jajaran kepolisian agar senantiasa mampu meningkatkan deteksi dan antisipasi dini.
Dia menegaskan Kapolda dan Kapolres harus mampu memanajemen wilayahnya agar jarum jatuh pun di wilayah tugasnya terdengar oleh mereka.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane berjarap kasus teror bom ini merupakan yang pertama dan terakhir di era Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
- Jenderal Sigit Junjung Tinggi HAM, Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama Turun
- Pengamat Merespons Usulan Pelucutan Senjata Api Bagi Anggota Polri, Simak
- Kapolri Diminta Segera Tindak Oknum yang Bermain di Kasus Hotel Sing Ken Ken
- Demi Perbaikan Hukum, Presiden Prabowo Disarankan Mencopot Jenderal Listyo
- IPW Minta Masyarakat Menunggu Hasil Penyelidikan Kasus Penembakan di Semarang
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini