Semoga Para Perokok Membaca Bahayanya Zat yang Satu Ini

Selain itu, kata dia, pihaknya juga menemukan bahwa dalam jangka pendek setidaknya, terlepas dari apakah rokok elektronik itu mengandung atau tidak mengandung nikotin, akan terlihat peningkatan kesehatan pembuluh darah.
"Seseorang akan melihat peningkatan pada kesehatan pembuluh darah dibandingkan merokok dengan rokok konvensional," ucapnya.
Temuan ini, diharapkan bisa memberikan pandangan baru dalam menghadapi tingginya kerugian yang diakibatkan oleh penyakit jantung atau penyakit-penyakit katastropik lainnya yang berhubungan dengan rokok.
Terlebih selama periode Januari hingga Mei 2019 lalu saja BPJS Kesehatan telah mendanai biaya penyakit katastropik sebesar Rp20 triliun dan 52 persen di antaranya dihabiskan untuk penyakit jantung.
Sebelumnya, Public Health of England juga telah mengumumkan temuannya bahwa rokok elektronik 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan dengan rokok konvensional, karena tidak adanya proses pembakaran yang menghasilkan karbon monoksida.(antara/jpnn)
selama periode Januari hingga Mei 2019 lalu saja BPJS Kesehatan telah mendanai biaya penyakit katastropik sebesar Rp20 triliun dan 52 persen di antaranya dihabiskan untuk penyakit jantung perokok.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Misinformasi Tentang Bahaya Rokok Elektronik Terus Meningkat
- Perkembangan Industri Rokok Elektrik Perlu diimbangi Edukasi dan Regulasi
- Beralih ke Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Opsi Bagi Perokok Konvensional
- Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok
- Pendekatan THR Dinilai Strategi Efektif untuk Mengurangi Jumlah Perokok
- Metode THR Berpotensi Selamatkan 4,6 Juta Perokok di Indonesia