Semoga Prabowo Bijak Menyikapi Tugas Baru dari Jokowi
Persoalan kedua, lanjut dia, kebutuhan anggaran yang sangat besar.
Mengacu keterangan Wamenhan Wahyu Sakti Trenggono, pengembangan lumbuh pangan membutuhkan anggaran Rp 68 triliun.
Menurut Sukamta mengacu Trenggono, biaya itu didapat dari pengajuan kredit ke Bank Indonesia dalam bentuk penerbitan obligasi.
"Yang jadi soal saat ini pemerintah sedang minim pemasukan, sementara kondisi ekonomi ke depan masih belum menentu. Opsi utang akan semakin menambah beban yang sudah membengkak," ucap dia.
Persoalan ketiga, terang dia, soal komoditas singkong yang akan dikembangkan di lahan yang sedang disiapkan seluas 30 ribu hektare di di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
"Saya kira lebih tepat jika pemerintah saat ini menolong terlebih dulu para petani singkong. Berkali-kali petani alami anjloknya harga, seperti di bulan Juni kemarin harga 1 kg hanya 900 rupiah. Lebih baik pemerintah membuat pilot project industri untuk menyerap hasil panen singkong yang sudah ada, ini jelas akan menolong ribuan petani," ungkap dia.
Anggota DPR asal Yogyakarta ini berharap Prabowo bersama Kemenhan bisa menanggapi permintaan presiden dengan bijak.
Misalnya, Kemenhan mendorong instansi negara lain bekerja maksimal mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sukamta menyebut ada 3 persoalan yang muncul terkait kebijakan Jokowi memberikan tugas baru buat Prabowo.
- Agustiar-Edy Siap Menjalankan Program Asta Cita Prabowo Demi Menyinkronkan Pembangunan Kalteng
- Kadin Munaslub Sebut Prabowo Akan Hadir di Rapimnas, Begini Tanggapan Kubu Arsjad
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo
- Begini Sikap Wakil DPR RI Ini soal Rencana PPN 12 Persen
- Anak Buah Prabowo Ini Sebut Ibu Kota Negara Masih DKI Jakarta
- Kemendagri Bikin Acara Identitas Kependudukan Digital Sejalan dengan Asta Cita Prabowo