Sempat Bela Muslim Uighur, Intel Akhirnya Minta Maaf kepada China
jpnn.com, BEIJING - Produsen chip semikonduktor asal Amerika Serikat, Intel, meminta maaf kepada para konsumen dan mitra kerjanya di China atas pernyataan sebelumnya tentang pemboikotan produk dari Daerah Otonomi Xinjiang.
"Kami meminta maaf atas masalah yang terjadi pada konsumen, mitra, dan rakyat China yang kami hormati," demikian pernyataan Intel berbahasa Mandarin yang tersiar di sejumlah media China, Jumat.
Permintaan maaf tersebut terjadi setelah surat yang dikirimkan Intel kepada mitranya agar tidak membeli barang dan jasa yang berasal dari hasil kerja paksa di Xinjang, wilayah baratlaut China yang dihuni etnis minoritas Muslim Uighur.
Penyanyi pop China Wang Junkai pada Rabu (23/12) telah menangguhkan semua bentuk kerja sama dengan Intel menyusul keluarnya surat tersebut.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China (MFA) juga mengeluarkan pernyataan atas disahkannya Undang-Undang Anti-Kerja Paksa Etnis Minoritas Muslim Uighur Xinjiang oleh parlemen AS.
"Undang-undang ini jelas melecehkan situasi HAM di Xinjiang karena telah mengabaikan fakta dan kebenaran yang ada," demikian pernyataan tertulis MFA.
MFA menganggap langkah AS itu telah melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional serta turut campur urusan dalam negeri China.
China menyayangkan dan dengan tegas menolak hal tersebut, demikian MFA.
Intel yang awalnya mengambil tindakan tegas untuk membela muslim Uighur, akhirnya malah meminta maaf kepada China. Apa yang terjadi?
- Denny Sumargo: Saya Memang Ada Masalah Pribadi dengan Farhat Abbas
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Dilaporkan ke Polisi Gegara Ucapannya, Denny Sumargo Minta Maaf
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik