Sempat Dianggap Penghinaan, Rencana Pembangunan di Lokasi Bom Bali Dihentikan

Rencana untuk membangun restoran di bekas lokasi Sari Club di kawasan Kuta, Bali telah dihentikan untuk sementara dan mereka yang menentang pembangunan restoran berharap di lokasi tersebut akan dibangun taman perdamaian.
Pemilik lahan, Sukamto Tjia sebenarnya sudah berencana melakukan peletakan batu pertama, hari Rabu (1/05) sebagai awal pembangunan restoran berlantai lima di bekas lokasi ledakan bom tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.
Namun Sukamto telah setuju untuk menghentikan pembangunan dan tidak akan membangun restoran di lokasi tersebut.
Konsul Jenderal Indonesia di Perth juga sudah memberikan jaminan bahwa pembangunan tidak akan dilakukan.
Penghentian rencana ini muncul stelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison bertemu dengan anggota Asosiasi Taman Perdamaian Bali di Perth, ibukota Australia Barat.

PM Morrison sempat kesal karena terbitnya izin mendirikan bangunan di bekas lokasi Sari Club dan menurut keterangan yang diperoleh ABC ia telah melakukan pembicaraan penting dengan beberapa pihak agar mendukung menjadikannya sebagai taman perdamaian untuk mengenang para korban, termasuk kemungkinan menghubungi Presiden Joko Widodo.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya