Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat
Senin, 11 Maret 2013 – 06:23 WIB
Dia harus selalu siaga jika ada pemain yang cedera, baik ringan maupun berat. Karena itu, tak jarang dia harus keluar masuk kamar pemain. "Itu menjadi tugas saya. Saya harus terus menyupervisi pemain," katanya kepada Jawa Pos.
Sebagai perempuan, Nella sempat merasa risi. Sebab, dia harus bekerja di sekitar pemain bola yang seluruhnya lelaki. Karena itu, awal menjalani tugasnya dia sempat merasa aneh. Dia sempat kagok karena menjadi satu-satunya perempuan yang berada di mes dan harus keluar masuk kamar pemain laki-laki.
Satu minggu pertama tugas Nella tak bisa maksimal. Alasannya, dia harus beradaptasi dengan dunia sepak bola dan budaya pemain. Nella tidak bisa langsung menanyakan kondisi pemain. Dia pun tidak langsung masuk ke kamar mereka.
"Pernah ketuk-ketuk pintu, tapi pemain nggak keluar-keluar. Mau masuk takut, tapi harus memeriksa. Saya terpaksa menunggu hampir sejam di luar kamar. Eh, ternyata pemainnya tidak di kamar," ujarnya menceritakan pengalamannya saat awal bekerja.
TAK banyak klub sepak bola di Indonesia yang memiliki fisioterapis. Apalagi, seorang perempuan. Fortunella Levyana menjadi satu-satunya fisioterapis
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala