Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat
Senin, 11 Maret 2013 – 06:23 WIB

Fortunella Levyana Saat ditemui di ruang Fisioterapisnya dengan beberapa alat fisioterapisnya, Minggu (3/3) lalu. Foto: Muhammad Amjad / JAWA POS
Aktif menjadi fisioterapis klub ISL mulai 4 Januari lalu, Nella butuh waktu hampir sebulan untuk membiasakan diri. Terlebih, mayoritas pemain di PBR belum mengerti tugas fisioterapis. Pemain juga masih malu-malu untuk ditangani perempuan.
Jadilah, saat menjalankan pekerjaannya dara 21 tahun itu harus sambil menjelaskan fungsi dan nilai positif fisioterapi. Dia harus melakukan edukasi dan "kuliah" kepada setiap pemain yang belum paham tentang fungsi fisioterapi.
Dari pengalaman awal bekerja, Nella harus melawan budaya pesepak bola yang lebih percaya kepada tukang urut. Bahkan, awalnya dia dianggap sebagai bagian dari tim yang bisa memijat.
"Fisioterapis bukan tukang urut atau tukang pijat. Kami lebih ke sport science. Pemain masih mengira fisioterapis itu seperti tukang pijat," katanya.
TAK banyak klub sepak bola di Indonesia yang memiliki fisioterapis. Apalagi, seorang perempuan. Fortunella Levyana menjadi satu-satunya fisioterapis
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu