Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat

Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat
Fortunella Levyana Saat ditemui di ruang Fisioterapisnya dengan beberapa alat fisioterapisnya, Minggu (3/3) lalu. Foto: Muhammad Amjad / JAWA POS

Aktif menjadi fisioterapis klub ISL mulai 4 Januari lalu, Nella butuh waktu hampir sebulan untuk membiasakan diri. Terlebih, mayoritas pemain di PBR belum mengerti tugas fisioterapis. Pemain juga masih malu-malu untuk ditangani perempuan.

Jadilah, saat menjalankan pekerjaannya dara 21 tahun itu harus sambil menjelaskan fungsi dan nilai positif fisioterapi. Dia harus melakukan edukasi dan "kuliah" kepada setiap pemain yang belum paham tentang fungsi fisioterapi.

Dari pengalaman awal bekerja, Nella harus melawan budaya pesepak bola yang lebih percaya kepada tukang urut. Bahkan, awalnya dia dianggap sebagai bagian dari tim yang bisa memijat.

"Fisioterapis bukan tukang urut atau tukang pijat. Kami lebih ke sport science. Pemain masih mengira fisioterapis itu seperti tukang pijat," katanya.

TAK banyak klub sepak bola di Indonesia yang memiliki fisioterapis. Apalagi, seorang perempuan. Fortunella Levyana menjadi satu-satunya fisioterapis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News