Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat

Sempat Dianggap Tukang Pijat, Kini Jadi Tempat Curhat
Fortunella Levyana Saat ditemui di ruang Fisioterapisnya dengan beberapa alat fisioterapisnya, Minggu (3/3) lalu. Foto: Muhammad Amjad / JAWA POS

Menurut dia, fisioterapi memang tak senyaman dipijat tukang urut. Menjalani fisioterapi lebih melelahkan daripada dipijat. Namun, bukan berarti dirinya mengerdilkan masseur klub. Hanya, dia menyebut harus ada pembagian tugas yang jelas.

"Harus ada porsinya sendiri. Untuk recovery, penanganan kondisi pemain dan cedera, itu job desk saya. Masseur lebih ke arah relaksasi," tutur alumnus Jurusan Fisioterapi UI tersebut.

Memasuki bulan ketiga di sepak bola, Nella semakin dekat dengan para pemain. Skuad PBR mulai terbiasa dengan segala tindakan fisioterapis. Bahkan, pemain juga mulai aktif bertanya, baik secara langsung maupun via ponsel untuk berkonsultasi tentang kondisinya.

Saking dekatnya dengan pemain, Nella mulai menjalani tugas ganda. Selain menerima keluhan pemain tentang kondisi fisiknya, dia sering menerima curhat para pemain.

TAK banyak klub sepak bola di Indonesia yang memiliki fisioterapis. Apalagi, seorang perempuan. Fortunella Levyana menjadi satu-satunya fisioterapis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News