Sempat Ditarik dari Peredaran, 335 Obat Sirop Kembali Diedarkan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) Tirto Koesnadi mengatakan BPOM telah memberi izin 335 item obat sirop kembali masuk ke pasar.
Data tersebut dikeluarkan per 15 Desember 2022. Dari kisaran 2.400 item obat sirup yang diuji, 335 item obat sirup telah dinyatakan aman dan layak konsumsi.
Sebelumnya, obat sirop sempat dilarang beredar lantaran diduga mengandung zat toksik yang tak aman.
Kandungan zat tersebut diduga membuat banyak anak di Indonesia menderita gagal ginjal akut.
Tirto menyatakan industri farmasi mengambil langkah cepat menangani permasalahan tersebut.
GPFI, sebagai asosiasi farmasi sempat mendukung kebijakan pemerintah untuk menyetop peredaran obat sirop demi kesehatan masyarakat.
Namun, secara paralel, GPFI juga meminta industri farmasi untuk melakukan pengujian ulang mandiri terhadap obat sirop yang diproduksi.
"Khususnya yang tergabung dalam asosiasi kami, untuk segera melakukan pengujian ulang terhadap item obat sirup dan melaporkan hasilnya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diverifikasi," kata Tirto saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Sempat ditarik dari peredaran, 335 obat sirop telah kembali dijual di apotek, lolos uji BPOM.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
- Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Menekraf Dorong BPOM Bantu UMKM Tumbuh
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat