Sempat Divonis Hanya Punya 20 Persen Harapan Hidup
Senin, 05 Juli 2010 – 08:06 WIB
Dia menyanggupi perintah itu. Namun, setelah mengontak sejumlah perusahaan penerbangan, dia baru bisa berangkat ke Singapura esok paginya. "Benar, setelah dirawat di Singapura, katanya, telat sehari saja, saya sudah lewat. Ternyata, perut saya bengkak bukan hanya karena liver yang bengkak, tapi juga ada infeksi," paparnya.
Di Singapura, dia kembali ditangani Dr K.C. Tan. Operasi ganti hati langsung dijadwal. Tapi, sebelum itu, tim dokter melakukan operasi pembersihan infeksi.
Menurut perkiraan dokter, infeksi tersebut muncul karena pemberian stem cell sebelumnya. Berdasar keterangan dokter, suntikan itu tidak tepat diberikan kepada penderita sirosis yang sebagian hatinya sudah rusak. "Mulai dibuka perut saya, tapi belum transplantasi, masih mengeluarkan semua nanah karena infeksi dulu," beber Setiawan Djody.
Sambil berjalan, pendonor hati untuk Setiawan Djody mulai dicari. Keluarga menjadi target utama. Tim dokter akhirnya menentukan bahwa yang paling cocok adalah hati anak keempat Setiawan Djody, yakni Shri Jehan Djody Putri. "Semua anak-anak siap. Tapi, yang paling pas ya punya Jehan," katanya.
SEJAK dipastikan positif menderita sirosis liver pada 2007, Setiawan Djody sebenarnya mulai keluar-masuk rumah sakit, baik di dalam maupun luar negeri.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408