Sempat Jadi Tulang Punggung, Galangan Kapal Nasibmu Kini

jpnn.com, BATAM - Industri galangan kapal yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam, Kepulauan Riau, kini lagi sekarat dan butuh pertolongan.
Lesunya ekonomi global dan sepinya permintaan untuk pembuatan kapal menyebabkan sejumlah perusahaan pembuatan kapal di sana bangkrut.
Badan Pengusaha (BP) Batam punya rencana baru untuk kembali menggairahkan industri yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam ini.
"Mulai sekarang akan fokus untuk promosi terarah yakni bagaimana cara masukkan industri teknologi tinggi dan bagaimana membangun shipyard," terang Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro setelah acara halal bihalal, Selasa (4/7).
Menurut Hatanto, faktor penyebab jatuhnya shipyard di Batam bukan hanya karena pengaruh ekonomi global saja. "Semua orang tahu bahwa sebagian besar teknologi shipyard di Batam masih rendah," jelasnya.
Hingga saat ini, ratusan shipyard di Batam hanya membuat kapal tongkang untuk keperluan eksplorasi minyak dan gas (migas).
"Shipyard kita menggantungkan pasarnya dari tambang minyak dan batubara. Sehingga begitu tambang jatuh, pesanan tongkang berkurang," jelasnya lagi.
Makanya BP Batam berkeras ingin memasukkan industri berteknologi tinggi termasuk shipyard yang mau membangun kapal-kapal kelas tinggi.
Industri galangan kapal yang sempat menjadi tulang punggung ekonomi Batam, Kepulauan Riau, kini lagi sekarat dan butuh pertolongan.
- Gandeng Telkomsel, Pegatron Resmikan Smart Factory Berbasis AI dan 5G di Batam
- 30 WN Vietnam Ditangkap, 2 Kapal Ikan Ilegal Diamankan di Perairan Indonesia
- Soal Kebijakan Tarif Trump, Iperindo Minta Pemerintah Lindungi Pasar Dalam Negeri
- Gemerlap Danantara
- Kementrans Siapkan Barelang Jadi Pilot Project Kawasan Transmigrasi Terintegrasi
- DPR Bentuk Panja Usut Mafia Lahan di Batam, Pengamat: Panggil Menteri ATR/BPN