Sempat Masuk DPO, Otak Pelaku Pembunuhan Agen Mobil Ditembak Polisi
jpnn.com - SUMUT — Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan, Polda Sumatera Utara (Sumut) menangkap A (35) otak pelaku pembunuhan terhadap seorang agenda mobil Henri Goh.
Otak pembunuhan berinisial A itu ditangkap di Padang Lawas, Sabtu. Polisi terpaksa memberikan tindakan tegas dan terukur, atau menembak pelaku yang melawan saat penangkapan.
"Terhadap pelaku terpaksa diberikan tindakan tegas dan terukur karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap," kata Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir di Medan, Sumut, Sabtu (1/10).
Dia menjelaskan bahwa otak pelaku ini sempat masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi selama dua tahun.
Pelaku lainnya berinisial AA (20) sudah ditangkap, dan saat ini sedang menjalani proses hukum. "Selama dua tahun ini petugas melakukan pengejaran dan akhirnya berhasil menangkap otak pelaku," ungkapnya.
Dari hasil interogasi, kata dia, motif pembunuhan tersebut dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku terhadap korban.
"Pelaku mengaku sakit hati, karena korban tidak memberikan komisi dari hasil penjualan mobil yang telah disepakati," kata Kompol Teuku Fathir.
Kasus pembunuhan tersebut terjadi pada Mei 2020 di sebuah bengkel di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Korban pembunuhan itu ditemukan dalam kondisi tangan, kaki dan leher terikat. Satu unit mobil milik korban juga dilarikan oleh pelaku. (antara/jpnn)
Otak pelaku pembunuhan agen mobil di Sumut ditembak polisi karena melawan saat akan ditangkap.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Ungkap Kasus TPPO, Polres Muara Enim Bekuk 1 Tersangka
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar
- Kabagops Polres Solok Selatan Langsung Serahkan Diri Seusai Tembak Mati Kasat Reskrim
- Markas Judol di Leuwipanjang Bandung Digerebek, Berkamuflase jadi Toko Pakaian
- Terungkap! Wanita Tewas di Pekanbaru Ternyata Dibunuh Suami Siri, Nih Pelakunya
- 5 Berita Terpopuler: Siap-Siap Perubahan Penempatan Guru PPPK, Ada yang Menolak, Ternyata