Sempat Menghilang dari Publik, Presiden Tanzania Dikabarkan Meninggal Dunia
Magufuli membuat frustrasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama pandemi dengan mengecilkan ancaman dari COVID-19, dengan mengatakan Tuhan dan solusi lain seperti menghirup uap akan melindungi orang Tanzania.
Mantan guru kimia itu mengejek tes virus corona, mengecam vaksin sebagai bagian dari konspirasi Barat untuk mengambil kekayaan Afrika, dan menentang pemakaian masker dan jarak sosial.
Tanzania berhenti melaporkan data virus corona pada Mei tahun lalu ketika mencatat 509 kasus dan 21 kematian, menurut WHO, yang mendesak pemerintah untuk lebih transparan.
Perdana Menteri Kassim Majaliwa mengatakan pada hari Jumat bahwa dia telah berbicara dengan John Magufuli, dan menyalahkan narasi penyakit Presiden pada beberapa orang Tanzania yang "penuh kebencian" yang tinggal di luar negeri.
Tundu Lissu, saingan utama Magufuli dalam pemilu Oktober lalu, mengatakan bahwa pemimpin Tanzania telah diterbangkan ke Kenya untuk pengobatan COVID-19 dan kemudian pindah ke India dalam keadaan koma.
Magufuli terpilih kembali untuk masa jabatan keduanya pada tahun 2020, memenangkan 84 persen suara dalam hasil pemilihan yang ditolak oleh oposisi, yang mengklaim pemilu telah diwarnai oleh kecurangan.
Menurut konstitusi Tanzania, Samia Hassan, 61, akan mengambil alih kursi kepresidenan selama sisa masa jabatan lima tahun yang ditinggalkan Magufuli yang mulai menjabat tahun lalu.
Presiden Tanzania John Magufuli, salah satu orang terkenal di Afrika karena skeptis pada virus corona, telah meninggal dunia pada usia 61 tahun
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Tanah Longsor di Padang Lawas, 4 Orang Meninggal Dunia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati