Sempat Negosiasi Sebelum Bentrok
Senin, 07 Februari 2011 – 08:36 WIB
Penjabat Bupati Pandeglang Asmudji HW yang dihubungi via telepon mengatakan, bentrok di Cikeusik murni gejolak masyarakat. Warga sekitar kesal dengan kehadiran aliran Ahmadiyah di daerah tersebut. “Upaya pemkab mengantisipasi masalah itu sudah optimal. Terbukti dengan telah digelarnya beberapa kali rapat dan negosiasi kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatan keagamaannya,” katanya.
Kronologis Kejadian
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang KH Datep Muhdi menyesalkan insiden tersebut. Ia menengarai peristiwa itu dipicu oleh kekesalan warga terhadap sikap pimpinan Ahmadiyah Suparman yang tidak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat oleh Bakorpakem. “Kami menghimbau masyarakat tetap menahan diri,” imbaunya.
Kronologis Kejadian
Jemaah Ahmadiyah yang ditengarai berasal dari Bogor dan Jakarta berjumlah sekitar 15 orang datang ke Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik sekira pukul 7.00 Wib, menggunakan dua unit mobil Suzuki APV dan Kijang Inova.
Kedatangannya disambut jemaah Ahmadiyah Desa Umbulang, Kecamatan Cikeusik yang berjumlah 10 orang dari 24 warga yang terdaftar sebagai penganut aliran tersebut. Mereka berkumpul di halaman tempat peribadatan mereka dengan menyiapkan sejumlah peralatan berkelahi seperti parang, cerulit dan batu.
PANDEGLANG – Jemaah Ahmadiyah dengan warga Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Minggu (6/2), sekira pukul 10.00 Wib, bentrok. Bentrokan terjadi
BERITA TERKAIT
- Penembakan Siswa SMK oleh Oknum Polisi Cederai Rasa Keadilan Masyarakat
- Hak Konstitusional Firli Bahuri Harus Dihormati
- Jenderal Polri Menjamin Penanganan Kasus Penembakan Siswa Semarang Transparan
- Katarina Minta Jaksa Segera Eksekusi Pelaku Pemalsuan Akta Setelah Kasasi Dikabulkan
- Pensiunan Notaris Diduga Dikriminalisasi dengan Sengketa Perdata yang Dipidanakan
- Kebakaran Melanda Rumah Padat Penduduk di Tanah Abang, Ini Dugaan Penyebabnya