Sempat Tertekan Bom Boston, Indeks Rebound
Bursa Indonesia Paling Kebal Sentimen Negatif
Rabu, 17 April 2013 – 11:34 WIB
"Tekanan pada bursa tersebut makin memperparah pergerakan indeks sejak awal pembukaan perdagangan. Bursa AS telah berjalan lesu karena dibayangi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat di angka 7,7 persen, atau turun 2 basis poin dari tahun sebelumnya sebesar 7,9 persen. Perolehan itu pun di bawah prediksi pasar yang mencapai 8 persen.
"Volatilitas pasar membangun gap, yang mana makin dalam akibat ketidakpastian ini," ungkap analis Cardinal Capital Patrick Kernan, seperti dikutip laman CNBC.
Melanjutkan Patrick, Chief Technician Oppenheimer Asset Management Carter Worth juga menilai pasar saat ini tengah berada di situasi yang buruk. "Dan yang paling penting adalah masyarakat saat ini tengah berinvestasi. Investor ritel telah menggerojok uangnya sejak Januari (2013)," paparnya.
Pasar saham AS yang volatile itu pun merembet ke perdagangan beberapa bursa saham di wilayah lain, seperti bursa Asia. Indeks saham Nikkei 225 hingga sesi ke dua perdagangan kemarin (16/4) "terkoreksi 54,22 poin (0,41 persen) ke level 13.221,44. Sementara indeks Hang Seng melemah 100,64 poin (0,46 persen) ke level 21.672,03.
JAKARTA - Lantai bursa global kembali bergejolak. Setelah krisis perbankan Siprus membangun sentimen negatif di bursa Eropa untuk beberapa waktu,
BERITA TERKAIT
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP
- Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- IDSurvey Buka Kantor Cabang di Singapura
- Targetkan Green Growth, Ini 3 Proyek Kolaborasi dari SCG di ESG Symposium 2024
- Transformasi Digital, DPLK BNI Luncurkan Website Baru dengan Fitur Inovatif dan Menarik