Sempoa, Teknologi Hitung Tradisional yang Masih Eksis
Kesederhanaan yang Membantu Manusia dalam Hitungan Abad
Jumat, 02 April 2010 – 06:25 WIB
"Sejak SD ayah sudah mengajari saya menggunakan sempoa. Meski awalnya hanya belajar iseng-iseng dan terkesan hanya main-mainan anak kecil, tetapi (ternyata) bisa membantu menghitung," tuturnya.
Sempoa berwarna merah kecoklatan tersebut, menurut Yati, sudah berumur 20 tahun. Sempoa itu milik ayahnya sejak kecil. Sempoa tersebut diberikan kepadanya untuk terus melestarikan keahlian menggunakan sempoa, khususnya generasi muda saat ini.
Sempoa tersebut terlihat masih dalam kondisi baik. Catnya pun masih terlihat mengkilat. Menurut Yati, sempoa tersebut setiap harinya dibersihkan dengan kain halus, agar tidak merusak catnya. Tetapi yang paling penting dari semuanya adalah hati-hati dalam penggunaannya.
San Liong, orangtua Yati, memang mengaku merasa prihatin dengan mulai hilangnya keahlian menggunakan sempoa pada generasi muda saat ini. Pengusaha alat-alat tulis tersebut mengatakan jika generasi muda saat ini lebih senang menggunakan kalkulator ketimbang sempoa. Banyak mereka yang lebih senang dengan hal-hal yang praktis, meski tidak ada yang salah dengan pilihan mereka.
Bentuknya seperti sate telur puyuh. Ia hanya memiliki bingkai untuk menyangga. Ia bukan makanan, melainkan alat bantu hitung dengan variasi warna
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara