Semua Golongan Masyarakat di Indonesia Rentan Terpapar Radikalisme
Ia mengungkap pertama kali mendengar soal ISIS dari sang paman, yang kini mendekam di penjara karena dakwaan terorisme.
Kala itu, di tahun 2014, ia menghabiskan liburan dengan memantau media sosial, tempat di mana ia mencari tahu seluk-beluk ISIS dan janji-janji yang mereka dengungkan soal Suriah.
Dalam laporan yang diturunkan tim ABC Maret lalu, Nur Dhania mengaku terpukau propaganda ISIS yang menawarkan perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan gratis, pekerjaan untuk semua orang yang bergabung dalam perjuangan, dan janji untuk membayar hutang keluarga.
"Saya terpesona. Saya dulu anak manja. Saya tak mendengar orang lain. Saya sombong, keras kepala," tuturnya.
Ia mencoba meyakinkan keluarganya tentang manfaat meninggalkan Indonesia dan pergi ke Suriah. Ia bahkan sempat lari dari rumah ketika mereka menolak untuk bergabung dengannya.
Tragisnya, Nur Dhania berhasil meyakinkan 25 anggota keluarga dan kerabatnya untuk turut serta ke Suriah, termasuk sang nenek, adik perempuannya, orang tua, paman, bibi dan sepupu.
Kini, Nur Dhania beserta 16 orang keluarganya telah kembali ke Indonesia dan menyesali keputusan mereka bergabung ISIS. Keluarga ini berusaha menyambung kembali hidup mereka di tanah air setelah semua harta digadaikan demi membiayai perjalanan ke Suriah.
Video: Nur Dhania spoke to AP at a refugee camp run by Kurdish forces after she escaped ISIS in 2017 (ABC News)
- Kabar Australia: Lebih Banyak Pria Gen-Z Australia yang Mengaku Religius Ketimbang Perempuan
- Dunia Hari Ini: Mobil Dibakar Dalam Serangan Antisemitisme di Australia
- Sejumlah Alasan Kenapa Perusahaan di Australia Batal Mensponsori Visa
- Dunia Hari Ini: Warga Suriah Mengambil Barang-barang di Istana Assad
- Dunia Hari Ini: Proses Pemakzulan Terhadap Presiden Korea Selatan Dimulai
- Dunia Hari Ini: Korea Selatan Membatalkan Darurat Militer