Senang karena Bebas Lebih Awal dan Martabat Meningkat
Kamis, 23 Februari 2012 – 15:36 WIB
Seperti Chiquinho, Nivaldo Inacio da Silva juga seorang kuli di salah satu stadion Piala Dunia, yakni Arena Pantanal di Cuiaba. Arena Pantanal diplot menggelar empat laga fase grup. Bedanya, Silva bukan napi, melainkan budak pekerja.
Dulu, dia hanya mendapatkan USD 2 (sekitar Rp 18 ribu) per hari sebagai upah memetik kapas dan membersihkan perkebunan. Kini, sebagai kuli Stadion Arena Pantanal, dia mendapat delapan kali lipat atau Rp 144 ribu setiap harinya.
Selain Silva, masih ada 24 budak pekerja lainnya di Arena Pantanal. Bagi perusahaan kontraktor stadion, memperkerjakan budak memang opsi bagus karena tidak membutuhkan biaya besar. "Hidup saya sudah berubah sekarang. Dulu, saya terkadang harus tidur di tanah perkebunan serta sulit mandi dan makan," kata Silva.
"Kini, saya bangga dengan apa yang saya jalani sekarang. Selain mendapat penghasilan lebih baik, saya memiliki kebanggaan terlibat dalam pembanguan stadion Piala Dunia. Suatu hari nanti, saya akan menceritakannya kepada anak-anak saya," sambung pria 44 tahun tersebut. (dns/bas)
Dari 12 stadion yang dipersiapkan untuk Piala Dunia 2014, dua di antaranya adalah stadion baru, lima dibangun ulang, dan sisanya butuh direnovasi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pelatih Anyar Persis Solo Pernah Melukai Timnas Indonesia
- Liga Champions Memasuki Masa Krusial, Cek Klasemen
- Pep Guardiola: Masa Buruk Ini akan Segera Berlalu
- Jadwal Timnas Indonesia di Grup B ASEAN Championship 2024
- Alasan Mantan Pelatih Timnas Malaysia Menerima Pinangan Persis Solo
- Piala AFF 2024: Mimpi Timnas Indonesia Menghapus Kutukan Runner Up