Senarai Historis Penyair Bugis
jpnn.com - PENYAIR Taufiq Ismail bilang, Aspar Paturusi sudah menggenggam semuanya: puisi, novel, film, sinetron, teater. Kepadanya tidak ditanyakan lagi lakekomaE (mau kemana?--red).
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Aspar Paturusi berusia 17 tahun ketika dua puisinya dimuat di rubrik Kebudayaan majalah Mimbar Indonesia, edisi September 1960.
Amboi…bukan main senang hati Aspar. Pelajar di Sekolah Guru Atas (SGA), setingkat SMA di Makassar itu merasa, inilah dunianya. Pertama menulis puisi, langsung dimuat. Majalah kenamaan pula.
Mimbar Indonesia majalah berpengaruh pada masa itu. Redakturnya H.B Jassin, wartawan yang klotokan di jagat sastra Indonesia.
"Dua puisi itu berjudul Mereka Tercinta dan O Anak Kemana Kau?," kenang Aspar Paturusi, dalam sebuah obrolan santai dengan JPNN.com, Sabtu, 8 April 2017--dua hari menjelang ulang tahunnya yang ke 74.
Lelaki yang gemar membaca ini lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan, 10 April 1943. Dia pendiri Dewan Kesenian Makassar. Dewan kesenian kedua di Indonesia setelah Dewan Kesenian Jakarta.
Kami berbincang di bawah langit senja, di Pulau Sekati, pulau kecil nan elok "tak berpenduduk" di gugusan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Debut Pertama
Sebetulnya, di ranah sastra, puisi yang dimuat Mimbar Indonesia bukan debut pertama Aspar.
PENYAIR Taufiq Ismail bilang, Aspar Paturusi sudah menggenggam semuanya: puisi, novel, film, sinetron, teater. Kepadanya tidak ditanyakan lagi lakekomaE
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Denny Sumargo: Saya Memang Ada Masalah Pribadi dengan Farhat Abbas
- Ini Misi Rumah Rengganis Gelar Pekan Sastra Cirebon 2024
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi