Senator dari Kalteng Wafat

Senator dari Kalteng Wafat
Senator dari Kalteng Wafat
Haderanie digambarkan sebagai figur yang pintar memosisikan dirinya, selain rajin berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan rajin mewejang. “Beliau orang tua kami, karenanya saya selalu memanggil beliau dengan sebutan ‘Abah’,” katanya.

Atas kepergiaannya, Teras berharap, Kalimantan Tengah tidak kekurangan tokoh sekelas Haderanie. “Kalimantan Tengah sangat menanti tokoh-tokoh pengganti beliau. Kalimantan Tengah memerlukan Kiai Haji Haderanie yang lain. Terima kasih Abah-ku. Selamat jalan. Kiranya Abah beristirahat dengan tenang. Kami selalu mengingat dan mengenang jasa-jasa Abah.”

 

Muhammad Ashary, anak tertuanya, yang membacakan biodata Haderanie di Kompleks Makam Muslimin, menyebut Haderanie sebagai putera ke-10 pasangan Haji Nawawi bin Abdul Hamid asal Tumbukan Banyu, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, dengan Masudah binti Haji Adam asal Bakumpai, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Ia kelahiran tanggal 16 Agustus 1933 di Puruk Cahu, Barito, Kalimantan Tengah.

 

Menikahi Mastian Ruslin binti Asran bin Ahmad, suami istri ini dikarunia sembilan anak, yaitu Ashary, Astuti Rahmi, Madurasmi, Murniwati, Asrarul Haq, Asmarani, Asyraful Auliya, Asyiah Arrani (meninggal dunia), dan Kumala Sari.

 

JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalimantan Tengah, KH Haderanie bin Haji Nawawi (75 tahun), meninggal dunia hari Ahad (28/12)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News