Sengaja Ulur Pengangkatan Honorer?
jpnn.com - MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengeluarkan pernyataan terbaru soal mekanisme pengangkatan honorer K2 menjadi CPNS. Jika pada 15 September 2015 bilang pengangkatan tanpa tes, kemarin Yuddy menegaskan para honorer K2 harus dites lagi.
Mantan Sekjen Forum Honorer Indonesia (FHI) Eko Imam Suryanto yang kini sudah menjadi guru PNS di sebuah SMP Negeri di Medan, menanggapi perkembangan ini. Berikut wawancara wartawan JPNN Soetomo Samsu dengan pria yang kini lebih senang disebut sebagai "orang yang peduli nasib honorer" itu, pagi tadi (30/9).
Tanggapan Anda terhadap pernyataan terbaru Menteri Yuddy?
Pernyataan itu jelas membuat galau dan kecewa para honorer K2. Dengan kembali menyatakan tes untuk honorer K2 sebelum diangkat, terjawab sudah kekhawatiran yang kemarin saya kemukakan. Artinya, sampai saat ini Pak Menteri saya anggap belum punya skenario yang pas untuk menyelesaikan nasib kawan kawan Honorer K2.
Kira-kira apa yang membuat Menteri Yuddy berubah sikap?
Pernyataan Pak Yuddy juga saya anggap sebagai wujud ketidakseriusan beliau dalam mensikapi nasib kawan kawan honorer K2 yang tersisa. Timbul pertanyaan, ada apa sebenarnya, kok setelah demo bidan terus bikin statement yang berbeda dengan tanggal 15 September 2015. Jangan-jangan ini adalah cara untuk mengulur-ulur penyelesaian masalah honorer k2. Jika ini tujuan Pak Menteri, tentunya ini sangat mencederai hati kawan kawan honorer, sebab mereka sangat berharap pengabdiannya terhadap bangsa dan negara ini berbuah manis.
Apa karena Menteri Yuddy masih ragu dengan kemampuan honorer K2 sehingga perlu dites ulang, setelah tes 2013 silam?
Jika Pak Menteri masih ragu terkait honorer K2, ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi acuan Pak Menteri. Tentang tingkat Kompetensi, saya menyampaikan dan menjamin hampir 90 persen mereka sudah Strata I. Saya selaku orang yang selama ini berurusan dengan honorer, punya data.