Sengketa Pemilukada, MK Gandeng DPD
Rabu, 18 Januari 2012 – 07:39 WIB

Sengketa Pemilukada, MK Gandeng DPD
JAKARTA-Sepanjang menjalankan tugas sebagai lembaga peradilan yang bertugas mengawal konstitusi dan demokrasi, Mahkamah Konstitusi (MK) masih menemui kendala, terutama yang berkaitan dengan informasi seputar daerah tertentu yang sedang berperkara di MK. Demikian diungkapkan Ketua MK, Mahfud MD, dalam pertemuan dengan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), kemarin (17/1). Mahfud berpendapat, anggota DPD merupakan sumber informasi atau simpul informasi mengenai daerah masing-masing. Oleh karena itu, ke depan diharapkan ada kerja sama yang dapat dilakukan kedua lembaga negara tersebut dalam kaitannya dengan informasi kondisi politik yang terjadi di daerah-daerah dimaksud.
Menurutnya, selama menangani sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), pihaknya hanya mendapat data sekunder dari pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa. Hal ini membuat kesulitan dalam mencerna situasi yang sesungguhnya di lapangan.
"Perlu ada cara baru yang efektif dalam mengakomodir tuntutan sengketa pemilukada bagi masyarakat daerah setempat, agar MK tidak selalu menerima data sekunder saja. Ini sekaligus meminimalisir anggaran dalam menyampaikan aspirasi (kesaksian) ke MK," ungkapnya, dalam acara yang dihadiri para hakim konstitusi dan pimpinan alat kelengkapann DPD itu, di ruang rapat pimpinan DPD, kemarin (17/1).
Baca Juga:
JAKARTA-Sepanjang menjalankan tugas sebagai lembaga peradilan yang bertugas mengawal konstitusi dan demokrasi, Mahkamah Konstitusi (MK) masih menemui
BERITA TERKAIT
- Soal Ganti Wapres, PSI Minta Para Purnawirawan Hormati Kedaulatan Rakyat
- Hasil PSU Pilkada Siak Digugat, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
- Ketum Golkar soal Pilkada Siak 2024: Perempuan Muda Menang 2 Kali, Luar Biasa, Wajib Dikawal
- SCL Taktika Paparkan Hasil Quick Count Aulia-Rendi
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Bawaslu Sebut PSU Pilkada Serang Berjalan Lancar Meski Ada OTT Pelaku Politik Uang