Seniman Australia Kampanyekan Pengampunan Sukumaran dan Andrew Chan
Seniman Australia pemenang penghargaan Archibald Prize, Ben Quilty, menyatakan dua terpidana mati kasus narkoba Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, benar-benar telah tobat setelah menjalani rehabilitasi hampir 10 tahun dalam penjara LP Kerobokan, Bali.
Sejak beberapa waktu belakangan, Quilty sering bolak-balik ke Bali mengunjungi kedua terpidana, dan bahkan telah menganggap keduanya sebagai teman sendiri.
Ini bukan hal aneh, karena Quilty selama ini memang dikenal sebagai seniman yang mengusung tema maskulinitas dalam karya-karyanya.
Quilty yang baru saja kembali mengunjungi kedua temannya itu turut menyuarakan upaya pengampunan dari Presiden Joko Widodo.
"Saya bisa memastikan jika melihat sendiri kedua orang ini, keduanya sama sekali telah bertobat dan menjalani rehabilitasi dengan baik," kata Quilty kepada ABC.
"Maksudnya, saya telah melihat hal itu sejak tiga tahun lalu saat bertemu mereka, dan sekarang, terkait proses rehabilitasi, seharusnya pihak berwenang Indonesia bangga karena mereka berhasil melakukan rehabilitasi dengan baik," tambahnya.
Quilty merupakan salah seorang yang mengajukan petisi yang digalang oleh Kampanye Pengampunan (Mercy campaign) yang dimotori sekelompok pengacara. Sejauh ini telah ada 30 ribu penandatangan petisi.
Seniman Australia pemenang penghargaan Archibald Prize, Ben Quilty, menyatakan dua terpidana mati kasus narkoba Myuran Sukumaran dan Andrew Chan,
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat