Seniman Australia Pamerkan Tali Pusar Sebagai Karya Seni Terbarunya

Megan Robertson, seniman asal Darwin, Australia Barat, memamerkan plasenta atau ari-ari dari sisa kehamilannya sebagai hasil karya seni terbarunya. Ada sisi sentimental untuk menjaga plasenta dari anak-anak yang pernah ia lahirkan.
Seniman Megan Roberston pamerkan karya seni foto terbarunya. Foto: ABC Darwin, Emilia Terzon.
Robertson masih ingat rasa sakit dan kesulitan yang dialaminya saat melahirkan anak pertamanya.
Setelah itu ia memutuskan untuk menyimpan kenang-kenangan dari pengalaman melahirkannya, yakni plasenta atau banyak dikenal sebagai ari-ari atau tali pusar.
"Saya merasa plasenta adalah bagian dari diriku," kata Robertson. "Tumbuh dalam tubuh kita, tapi sayangnya kemudian dibuang begitu saja."
Plasenta yang disimpannya kemudian dibekukan di dalam freezer, selama dua tahun.
Inspirasi menyimpan plasenta ini sebenarnya datang pada tahun 2014, saat kelahiran anak keduanya.
"Kelahiran Levi adalah yang terbaik yang pernah saya alami. Sebuah pengalaman yang indah," katanya.
Plasenta dari anak keduanya pun ia simpan. Kemudian semua hal yang berkaitan dengan proses melahirkannya ia simpan untuk kemudia dipamerkan dalam pameran seni tunggal yang pertama kalinya ia gelar.
Pameran yang diberi nama 'Your Body, My Body' di gelari Happy Yess, Darwin Australia ini menampilkan foto-foto plasenta milik kedua anaknya, termasuk foto-foto dari seprai tempat tidur yang bernoda darah.
Megan Robertson, seniman asal Darwin, Australia Barat, memamerkan plasenta atau ari-ari dari sisa kehamilannya sebagai hasil karya seni terbarunya.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya