Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024

Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
Sejumlah seniman perempuan dari program residensi Baku Konek tampil dengan karya-karya yang membawa perspektif unik di perayaan Jakarta Biennale 2024 yang ke-50 tahun. Foto: Dokumentasi Kemendikbudristek

“Program ini memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk membawa perspektif mereka tanpa batasan, dalam lingkungan yang merangkul keberagaman dan keragaman ekspresi,” kata Manajer Program Residensi Baku Konek, Ajeng Nurul Aini.

Bagi Manajemen Talenta Nasional (MTN) yang turut memfasilitasi program ini, tujuan Baku Konek adalah menciptakan ruang yang tidak hanya setara, tetapi juga relevan dan berdampak bagi masyarakat, di mana seni dapat menjadi media dialog dan solusi sosial.

Baku Konek membuka peluang yang sama bagi setiap seniman untuk berkarya secara mendalam dan dekat dengan masyarakat.
Harapannya, karya seni dari program ini dapat memberi dampak sosial yang lebih luas, baik dalam hal pelestarian budaya maupun kesadaran ekologis.

Program Baku Konek memungkinkan para seniman untuk melakukan residensi di berbagai wilayah di Indonesia, membuka ruang bagi dialog antar budaya dan lingkungan.

Dalam perayaan 50 tahun Jakarta Biennale, karya-karya ini menjadi cerminan dari kompleksitas Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya, sekaligus tantangan ekologis yang dihadapi masyarakat di seluruh nusantara. (mar1/jpnn)

Sejumlah seniman perempuan dari program residensi Baku Konek tampil dengan karya-karya yang membawa perspektif unik di perayaan Jakarta Biennale 2024


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News