Seniman Muda Berbakat Bicara Seni untuk Semua di Faber-Castell Art Festival 2023
"Dengan teknologi banyak peluang untuk meningkatkan kemampuan lebih jauh lagi," kata emte, sapaan akrabnya yang mengaku sejak kecil sudah menyukai seni.
Sama halnya dengan Tusita Mangalani, visual artist. Menurut Tusita, seni tidak mengenal usia. Banyak yang jadi visual artist pada usia dewasa.
"Bagi saya Art 4 All untuk semua kalangan, tidak ada batasan," cetusnya.
Dia juga menyentil tentang besarnya pengaruh medsos untuk seniman. Seniman perlu membangun images dari sosmed.
Tusita menilai lebih mudah menceritakan sesuatu lewat medsos. Salah satunya menarik minat milenial terhadap seni bisa lewat medsos.
Misalnya, seniman itu menjanjikan, gajinya besar, prospek kerjanya banyak.
Sementara itu, Adi Chandra, Art therapist melihat manusia itu tidak bisa lepas dari seni. Terkadang ada anak yang awalnya suka seni melukis, tiba-tiba di tengah perjalanannya malah suka musik.
"Yang seperti itu sebenarnya bisa digabungkan menjadi seni audiovisual. Jadi, seni itu ada di mana-mana dan bisa dalam bentuk apa saja tergantung kreativitas masing-masing," terangnya.
Faber-Castell Art Festival 2023: seniman muda berbakat bicara seni untuk semua kalangan.
- Akui Belum Move On dari Mantan Istrinya, Ardhito Pramono: Gue Tetap Bisa Berkarya
- Aktor Indonesia Pascal Phoa Tampil dalam Pertunjukan Teater Hamlet di New York
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Pameran AKI 2024 jadi Ajang Mengenalkan Seni Budaya Nusantara
- Saat Hasto Kegirangan dalam Acara Sawung Jabo di Klaten, Lihat
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024