Seniman Timor Leste Angkat Masalah Kebebasan
Termasuk diantaranya adalah sengketa batas laut Timor Leste dengan Australia, yang sudah dilaporkan ke badan PBB, April lalu.
"Seperti sebuah 'curse' [kutukan], Timor Leste memiliki sumber daya alam yang kaya, tapi buruknya kita merusak bahkan hingga kehilangan keluarga karena sumber daya alam ini, kita tidak menjaganya," ujar Alfeo kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.
"Lewat karya ini ingin mengajak pengunjung mengerti soal lingkungan dan kekayaan alam, bukan dengan cara membunuhnya, tetapi dengan penuh kemanusiaan."
Alfeo lahir di tahun 1984, saat Timor Leste masih bagian dari Indonesia. Ibunya sengaja mengajarkan dirinya untuk melukis, karena menganggap kondisi di luar rumah yang terlalu berbahaya.
Baru di tahun 2004, Alfeo bergabung dengan sekolah Arte Moris Free Art School untuk terus mengembangkan bakatnya.
Keterlibatannya di GSPF bukan pertama kalinya. Di tahun 2014, ia menjadi salah satu pencetus karya seni dalam bentuk animatism di festival yang sama. Bahkan karyanya saat itu pernah menyabet penghargaan Walker Abercombie Judge's Award.
Kiprahnya di dunia seni di Melbourne dimulai di tahun 2010. Saat itu ia pernah menampilkan karya Peace of Wall: Street Art from East Timor.
Kawasan Fitzroy di Melbourne memiliki sejarah panjang dan cukup kaya dengan kebudayaan suku Aborigin. Fitzroy juga telah menjadi rumah bagi komunitas
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kabar Australia: Pekerja Qantas Mogok Kerja Seharian, Minta Naik Gaji
- Dunia Hari Ini: Australia Ikut Mendukung Gencatan Senjata di Gaza
- Kabar Australia: Lebih Banyak Pria Gen-Z Australia yang Mengaku Religius Ketimbang Perempuan
- Dunia Hari Ini: Mobil Dibakar Dalam Serangan Antisemitisme di Australia