Senjata Dewa
Oleh Dahlan Iskan
Maka sikap mengalah dan menekan ego di jajaran para Menko tadi memang sangat menentukan. Kita pun ingat: jasa seseorang terhadap bangsa ini tidak hanya datang dari mereka yang memimpin. Namun juga dari mereka yang mengalah.
Saya akan selalu ingat: jasa Jenderal Nasution tidak kalah besar dari jasa Jenderal Soeharto –-justru karena Nasution mengalah.
Nasution justru meminta Soeharto saja yang menjadi pejabat presiden. Untuk menggantikan Bung Karno. Padahal Nasution lebih senior. Ia juga diidolakan. Terutama karena putri kecilnya tewas ditembak sebagai perisai dirinya.
Pun Pak Harto sendiri sudah minta agar Nasution mau menjadi pejabat presiden --entah sungguh-sungguh atau hanya taktik Soeharto untuk menjaga perasaan Nasution.
Yang jelas Nasution tidak mau mengambil kesempatan itu. Nasution justru menyilakan Soeharto yang tampil. Yang baru 42 tahun. Yang pangkatnya baru bintang dua. Yang jabatannya baru Pangkostrad.
Bayangkan bagaimana kalau waktu itu Nasution tiba-tiba bilang: ya saya mau!
Amien Rais, sebagai Bapak Reformasi, juga punya kesempatan serupa. Juga tidak mau. Sayangnya belakangan ia sangat mau jabatan itu --justru ketika timing-nya sudah lewat.
Jadi, apakah Tim Erick Thohir ini akan bisa berjalan?