Senjata Dirampas, Petugas Disekap

Teror di Pos Penjagaan SPN Batua

Senjata Dirampas, Petugas Disekap
Senjata Dirampas, Petugas Disekap
Melihat permasalahan tersebut, Kriminolog Unhas, Prof Muhadar, mengatakan, kasus tersebut merupakan teror dan kriminal dari sisi kriminologi. Itu jika dilihat dari modus peristiwanya. Pelakunya pun diduga tidak jauh dari orang dekat korban atau orang yang sering bertandang di SPN Batua.

Artinya, pelaku, paham atau kenal dengan situasi di dalam SPN Batua. Karena itu, pelaku dapat mengetahui waktu atau kapan beraksi. Kendati demikian, menurut, Muhadar, sisi positif dari kejadian ini, dapat menjadi penilaian betapa lemahnya sistem pengamanan di tubuh insitusi kepolisian itu sendiri.

"Ini sangat memprihatinkan. Untuk itu perlu ditingkatkan kewaspadaan terjadinya kriminal di dalam masyarakat," bebernya, melalui pesan singkatnya tadi malam. Kriminolog Universitas Muslim Indonesia Makassar, Kamri Ahmad, menilai, serangan (terhadap kepolisian) seperti itu sudah beberapa kali terjadi.

Apakah itu merupakan serangan terbuka ataupun dengan cara seperti yang terjadi di SPN Batua. Untuk kasus serangan yang terbuka itu, sambung dia, sifatnya hanya kasuistik. Itu bisa kita dalam kejadian yang menimpa salah satu kapolres di luar Sulsel, beberapa waktu lalu. Lantas bagaimana dengan di SPN Batua?

   

MAKASSAR -- Senjata petugas piket di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Makassar yang dipegang siswa Sekolah Tamtama Polairud, Priadi Akbar, 21,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News