Senna Geser Rubinho

Senna Geser Rubinho
Senna Geser Rubinho
Williams sendiri juga baru menjalani musim terburuk dalam sejarah tim. Mobil mereka tidak cukup cepat, hanya mampu meraih total lima poin dan finis di urutan sembilan (dari 12 tim).

Bersama Senna, Williams juga berharap bisa naik peringkat lagi. Asal tahu saja, pada 1994, dalam tiga lombanya bersama Williams, Ayrton Senna gagal menorehkan poin. Kalau Bruno Senna mampu meraih poin saja bersama Williams, dia seperti sudah menuntaskan "hutang" keluarga.

"Adalah sebuah kehormatan dapat dipilih oleh Williams. Tim ini punya sejarah luar biasa, dan semoga saya bisa menorehkan catatan baik dalam sejarah tersebut. Proses evaluasi telah saya jalani secara intensif dan tertata. Selama bersama tim, saya melihat tim ini punya orang-orang hebat dan sumber daya yang cukup untuk meraih hasil lebih baik," papar Senna.

"Menarik sekali rasanya membalap untuk tim yang sama dengan paman saya. Apalagi, di sini ada beberapa orang yang dulu juga ikut bekerja bersama Ayrton. Semoga saya bisa memberi mereka memori indah," tandasnya.

LONDON - Pada 1 Mei 1994, pembalap legendaris Formula 1, Ayrton Senna, tewas mengendarai mobil Williams-Renault di Sirkuit Imola. Pada 2012, Bruno

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News