Sensitif, eKTP Tercecer Jelang Pilkada Bisa Picu Isu Besar
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR Habib Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, secara psikologis persoalan kartu tanda penduduk elektronik atau eKTP cukup sensitif untuk masyarakat.
Sebab, banyak di antara masyarakat yang merasakan susahnya mendapat e-KTP. Bahkan, tidak jarang pula yang menggunakan keterangan pengganti hingga berbulan-bulan maupun hitungan tahun.
Karena itu, Aboe berujar, jika ada berita ditemukan e-KTP dalam jumlah yang banyak, tentu menyita perhatian dan memicu spekulasi. Aboe menegaskan, hal ini bisa menurunkan kepercayaan publik kepada pemerintah khususnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Apalagi menjelang pilkada dan pilpres, bisa jadi isu ini akan bergeser pada persoalan penggunaan KTP palsu untuk perolehan suara," kata Aboe, Selasa (29/5).
Karena itu, anggota Komisi III DPR ini menyatakan bahwa aparat keamanan perlu melakukan pendalaman. Polisi perlu menelusuri bagaimana cerita adanya e-KTP yang jatuh di tengah jalan kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sebaiknya, barang tersebut diamankan terlebih dahulu. Jangan dilakukan pemusnahan dengan dibakar agar bisa ditelusuri dan dijadikan bukti. "Sehingga masyarakat akan memiliki keyakinan bahwa ini benar-benar KTP invalid atau rusak," ungkapnya.
Dia mengingatkan Kemendagri juga tak perlu reaktif. Sebab, jika itu memang e-KTP tidak bermasalah maka tak perlu melakukan pemecatan terhadap staf mereka.
Lebih lanjut Aboe mendorong Ombudsman untuk turun dalam persoalan ini untuk memastikan bahwa Kemendagri telah menjalankan tugas mereka dengan baik. "Di sisi lain untuk menghilangkan berbagai spelulasi yang beredar di tengah masyarakat," ungkapnya. (boy/jpnn)
Secara psikologis persoalan kartu tanda penduduk elektronik atau eKTP cukup sensitif untuk masyarakat.
Redaktur & Reporter : Boy