Sentil China soal Rivalitas di Kawasan, Menlu Retno: Indonesia Sangat Khawatir
jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China harus bekerja lebih keras agar dapat berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Kamis.
Dia mengatakan hal itu dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN-China yang diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya.
"Kemitraan ASEAN-China harus dapat berkontribusi untuk menangani tantangan dunia saat ini dengan tujuan utama tetap sama, yaitu berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran untuk kawasan dan untuk rakyat kita," kata Retno.
Dia juga mengatakan bahwa Indonesia sangat khawatir dengan kian meningkatnya rivalitas di antara kekuatan-kekuatan besar.
“Jika rivalitas ini tidak dikelola dengan baik, maka akan dapat berujung pada konflik terbuka yang sudah dapat dipastikan mengganggu perdamaian dan stabilitas, termasuk di Taiwan Strait,” ujar dia.
Terkait hubungan China dan Taiwan yang makin memanas karena kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke pulau itu, Indonesia menegaskan penghormatannya pada Kebijakan Satu China (One China Policy) yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
Prinsip yang sama juga dianut oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Menlu Retno mendorong agar semua pihak menahan diri dan tidak melakukan tindakan provokatif yang dapat memperburuk situasi.
Menlu Indonesia Retno Marsudi juga menegaskan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dalam hubungan ASEAN-China
- Pameran Film Tiongkok 2025 Sukses Digelar, Mempererat 75 Tahun Hubungan Diplomatik
- Hebat, Ekonomi China Tumbuh 5,4 Persen di Penghujung 2024
- China Serukan Pelestarian Asian Value demi Laju Pembangunan
- Peran Indonesia pada Organisasi Internasional: ASEAN dalam Pengembangan Ekonomi Biru
- Xi Jinping & Trump Ingin Mereset Hubungan Amerika-China
- Ini Penyebab Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS