Sentil Moeldoko, HNW: Setop Jualan Isu Radikalisme di Madrasah atau Pesantren
Belum lagi persoalan ini seperti kapal perang Tiongkok yang lalu lalang di perairan Indonesia di Natuna yang membuat nelayan daerah tersebut ketakutan.
"Atau sikap intoleran kalangan radikalis islamophobia yang menista Alquran maupun Nabi Muhammad serta sejarah terjadinya dua kali pemberontakan PKI pada September 1948 dan 1965,” kata HNW lagi.
Semua kejadian tersebut, kata HNW, jelas tidak ada hubungannya dengan lembaga pendidikan, apalagi madrasah atau pesantren.
Menurut HNW, justru kedua lembaga pendidikan tersebut sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan, termasuk ikut menjaga keutuhan dan eksistensi NKRI dan Pancasila.
"Seharusnya pemerintah fokus mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah tersebut. Bukan justru membelah bangsa dan umat Islam dengan isu jualan radikalisme di madarasah atau pesantren," tegasnya.
HNW juga menekankan penting bagi pemerintah memperkokoh sendi dan pilar persatuan nasional, seperti merangkul umat Islam untuk mengulangi kembali peran mereka menjaga dan menyelamatkan Pancasila dan NKRI.
“Jadi, bukan malah menebarkan tuduhan yang meresahkan yang bisa memecah belah bangsa dan umat Islam, yang akan berdampak pada dirugikannya kepentingan nasional," tegasnya. (mrk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, framing radikalisme terhadap lembaga pendidikan justru melemahkan persatuan nasional.
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
- Cucun Apresiasi KH. Imam Jazuli Sukses Terapkan Rule Model Pesantren Inovatif
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Lemhannas & MUI Teken Nota Kesepahaman Pemantapan Nilai Kebangsaan
- Boikot Produk Pro-Israel Memanas, MUI: Jangan Terjebak Palestina Washing
- Di Silaknas ICMI, Muzani: Prabowo Ratusan Kali Ingatkan Bahaya Perpecahan Bagi Bangsa
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim