Sentimen Positif Global, IHSG Rebound
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir pekan berhasil keluar tekanan dan rebound ke zona hijau. Pada penutupan perdagangan sore ini (21/11), IHSG naik 18,479 poin (0,36 persen) ke level 5.112,045 dan indeks LQ45 naik 3,401 poin (0,39 persen) ke level 878,558.
Frekuensi transaksi perdagangan hari ini mencapai 195.727 kali dengan volume sebanyak 4,909 miliar saham atau setara Rp 3,834 triliun. Sebanyak 184 saham naik, 115 saham turun, dan selebihnya stagnan.
Saham-saham dengan kenaikan nilai tertinggi (top gainers), antara lain, Good Year (GDYR) naik 1.950 (11,89 persen) ke level 18.350. HM Sampoerna (HMSP) naik 600 (0,85 persen) ke level 71.500. Lippo Group Insurance (LPGI) naik 400 (8,89 persen) ke level 4.900. Samudera Indonesia (SMDR) naik 250 (1,98 persen) ke level 12.900.
Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers), di antaranya, Gudang Garam (GGRM) turun 1.150 (1,84 persen) menjadi 61.500. Solusi Tunas Pratama (SUPR) turun 750 (8,33 persen) menjadi 8.250. United Tractors (UNTR) turun 750 (3,98 persen) menjadi 18.100. Unilever (UNVR) turun 375 (1,19 persen) menjadi 31.025.
Analis PT Valbury Asia Securities menyatakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis berhasil menguat terbatas setelah investor melihat data terbaru sebagai bentuk penegasan bahwa ekonomi sudah lebih baik. ”Namun, memang belum cukup kuat. Selain itu, bursa AS juga terimbas oleh sentimen dari serangkaian indikator ekonomi dari Eropa dan Tiongkok yang menunjukkan pelemahan,” ungkapnya, hari ini.
Sebelumnya, data aktivitas pabrik di Tiongkok, yakni PMI sektor manufaktur HSBC untuk bulan November berada pada level 50 dibandingkan hasil di bulan Oktober berada di level 50,4. Data sejak awal November telah menunjukan berkurangnya aktivitas sektor manufaktur dan non-manufaktur.
Serangkaian data ekonomi yang dirilis terakhir telah menunjukan bahwa ancaman perlambatan ekonomi dapat berlanjut di kuartal terakhir 2014. ”Jika Tiongkok tidak bertindak maka ini dapat menyulitkan pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 7,5 persen,” terusnya.
Sementara, rilis data Jepang menunjukkan tingkat perbaikan di mana sektor ekspor tumbuh paling cepat dalam 8 bulan terakhir pada bulan Oktober. Itu sebuah sinyal yang positif bahwa tingkat permintaan global dapat membantu bagi Jepang untuk pulih dari resesi serta menopang optimis outlook ekonomi.