Senyum Tulip
Oleh: Dahlan Iskan
Polisi melepaskan Bryan. Ia hanya diingatkan agar jangan melebihi batas kecepatan: 75 mil/jam. Sekitar 120 km/jam.
Di sana, sepanjang kelebihan kecepatan itu hanya sekitar 10 persen, biasanya dibiarkan. Tetapi melebihi itu akan diminggirkan. Kalau kelebihan dari 10 persen itu tidak banyak cukup diingatkan seperti itu.
Saya pernah mengalaminya. Di Pennsylvania. Diminggirkan. Saya sodorkan SIM Indonesia. Lalu diminta paspor. Saya berikan.
"Dari Indonesia?"
"Yes, Sir".
Paspor dan SIM dikembalikan. Boleh jalan lagi. Hanya diingatkan: tadi itu melebihi batas kecepatan.
Bryan tidak sendirian di mobil Hyundai Elantra putih itu. Di sebelahnya ada bapaknya: Michael Kohberger.
Sang ayah menjemput putra ketiganya itu ke Pullman. Untuk diajak pulang ke Pennsylvania. Menghabiskan liburan musim dingin di kampung. Sekalian untuk Natal dan Tahun baru bersama keluarga.
KENAPA pembunuh ini begitu sembrono. Padahal ia calon doktor kriminologi. Ia juga asisten dosen keadilan untuk pelaku kriminal.
- Kloning Javier
- Seusai Membunuh-Buang Mayat Paryatun ke Jurang, Iwan Doggy Mengambil Harta Korban
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Sumur Tua
- Polisi yang Tembak Mati Siswa SMK di Semarang Masih Berstatus Terperiksa
- Seperti Ini Kepribadian Sehari-hari Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel