Seolah Sejahterakan Guru, Padahal Nasib Honorer Menyedihkan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menilai, selama ini kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hanya menyentuh sedikit guru. Hanya sertifikasi yang berdampak luas.
Hal ini justru menimbukan kecemburuan tinggi terhadap guru-guru lain terutama honorer. Dia mencontohkan pengiriman 1200 guru ke 12 negara adalah contoh kebijakan yang tidak berpihak kepada tenaga honorer.
"Saya tidak mau menuduh tapi kalau saya lihat ini erat banget dengan agenda pencitraan. Seolah-olah guru itu disejahterakan. Padahal aslinya banyak guru honorer yang bekerja menggantikan posisi guru PNS gajinya di bawah standar kelayakan hidup," tutur Ramli kepada JPNN, Minggu.(3/3).
BACA JUGA: Pengumuman Kelulusan Tes PPPK Ditunda, Said: Hanya Bikin Gaduh
Di saat guru honorer berjuang untuk mendapatkan status kepegawainnya, pemerintah malah menghabiskan anggaran.
Dia berharap, semoga kebijakan tersebut bukan bagian dari upaya peningkatan elektabilitas capres petahana.
Dia mengungkapkan keheranannya terhadap kebijakan pemerintah yang terkesan pelit mengangkat guru honorer menjadi PNS. Pemerintah hanya pusing memikirkan beasiswa guru untuk S2 dan S3. Namun abai dengan gaji guru honorer yang hanya Rp ribu per bulan.
BACA JUGA: Calo PPPK Gentayangan, Tawarkan Paket Hemat Rp 50 Juta
Pemerintah menggenjot peningkatan kesejahteraan guru tapi mengabaikan nasib guru honorer yang masih menyedihkan.
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Pemprov Jateng Telah Mengangkat 8.909 Guru Tidak Tetap jadi PPPK
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap 295 Ribu Guru Belum Sarjana, Solusinya Sudah Disiapkan
- Supriyani Divonis Bebas, PGRI: Kado Hari Guru Nasional
- Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas, Menunggu Pengumuman Kelulusan PPPK 2024
- Guru Honorer Supriyani Divonis Bebas, Baju Seragam SD dan Sapu Ijuk Dikembalikan