Sepandai-pandai Chairil Anwar Mencuri, Akhirnya...

Sepandai-pandai Chairil Anwar Mencuri, Akhirnya...
Buku Chairil karya Hasan Aspahani (pegang mic) saat didiskusikan di Cak Tarno Institut (CTI), taman Fakultas Ilmu Budaya UI, Depok, 10 Desember 2016. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

"Permisi…" tukang becak yang baru saja beres menurunkan buku-buku Chairil ke meja, kursi, juga lantai ruang tamu rumah Soedarso, tiba-tiba menyela percakapan dua sekondan itu. 

"O, tunggu, bang," sahut Chairil. "So, tolong sekalian, kau bayarkan abang becak itu. Buat besok pagi juga."

Tanpa menunggu komentar Soedarso, dia berpaling ke tukang becak. "Bang, besok pagi ke sini lagi. Antar saya ke Senen."

Meski menggerutu sembari geleng-geleng kepala, Soedarso membayarnya. 

"…Aku sudah tidak tahan dibuatnya. Dia selalu menuntut aku kerja seperti orang lain. Mana bisa aku begitu. Dia tak pernah mau tahu bahwa aku suaminya ini adalah penyair besar!"

Chairil punya banyak buku. Dari mana buku-buku itu didapatnya? 

Damhuri Muhammad, editor buku Chairil besutan Hasan Aspahani mengisahkan, Chairil Anwar adalah pencuri buku yang sangat terlatih. 

"Dalam sekejap ia bisa mengelabui petugas kasir toko buku. Ia bisa melenggang dengan santai di hadapan kasir, dengan buku yang sudah berpindah ke dalam bajunya. Itu ia lakukan berkali-kali. Dan tak sekali pun tertangkap tangan," paparnya. 

ADA buku baru terbit. Judulnya Chairil. Penulisnya Hasan Aspahani. Bukan sedang meresensi, tapi kabar gembira perlu juga disampaikan: Membaca buku

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News