Sepang Lebih Mengerikan
SEPANG - Balapan Formula 1 segera memasuki seri kedua di Sepang, Malaysia akhir pekan ini. Setelah diwarnai kontroversi di lomba pembuka, seri kedua ini menjadi momen pembuktian untuk banyak hal. Termasuk Renault yang menyatakan sudah bangkit dari buruknya penampilan di uji coba pra musim.
GP Australia menyisakan jejak minor bagi pabrikan Prancis itu. Sebastian Vettel, Red Bull-Renault yang harus berhenti di awal balapan. Ditamabah pembalap Lotus dan Caterham, yang juga gagal finis. Praktis hanya tiga dari enam mobil dengan mesin Renault sukses melahap 57 lap.
Dikatakan ajang pembuktian, Sepang adalah tempat yang pas. Karena di sanalah ketahanan mesin benar-benar diuji. Itu juga diakui Track Operation Renault Remi Taffin. "Malaysia akan menjadi salah satu ujian terberat dalam musim balap tahun ini," akunya.
Sepang adalah sirkuit yang memerlukan kemampuan mesin lebih handal dengan perubahan regulasi musim ini. Pada era V8, sirkuit negeri jiran tingkat kesulitannya berada pada skala tengah-tengah. "Tapi sekarang akan menjadi salah satu balapan terberat tahun ini," papar Taffin.
Dari enam komponen utama mesin atau Power Unit, sistem pembakaran internal akan menjadi salah satu unsur yang paling besar mendapat tekanan di Malaysia nanti. Kelembapan udara di Sepang akan membuat mesin dengan pembakaran internal (V8) lebih mudah karena bergantung pada kondisi udara di sekitarnya.
"Karena power mesin menurun saat kandungan air di udara meningkat. Artinya, kita bisa memanfaatkan efek dari dua trek lurus yang panjang itu," tambahnya.
"Tapi tahun ini kita tidak punya lagi "kemewahan" itu. Dengan mesin turbo, lubang asupan udara (intake) dikontrol tanpa bergantung pada kondisi udara sekitar. Jadi dua trek lurus panjang itu akan benar-benar membuat kerja mesin menjadi super berat," katanya.
Dampaknya, Sepang akan menjadi algojo "pembunuh" mesin-mesin dengan reliability payah. "Saat dua lap terlewati beban mesin sudah sangat berat. Karena mesin turbo akan berputar pada 100 ribu rpm selama lebih dari 10 detik," tandasnya.
Taffin mengakui isu reliability yang dialami Renault di Australia bisa berlanjut di Malaysia yang dianggapnya sebagai balapan terberat tahun ini. Di Albert Park, lima dari tujuh mobil yang gagal melanjutkan lomba bermesin Renault.
Sebastian Vettel, Red Bull-Renault di lap ketiga. Juara dunia empat musim beruntun itu menjadi pembalap paling top yang bermasalah. Setelah Ricciardo, hanya Jean-Eric Vergne, Toro Rosso yang mampu finis di posisi terdepan, urutan delapan.
Sebuah sinyal kuat bagi Renault untuk berjuang mati-matian untuk mengejar Mercedes. Meski Taffin menegaskan, telah banyak kemajuan dicapai sejak lomba di Melbourne.
"Kami mengalami bermacam masalah pada sejumlah mobil di Melbourne. Tapi kami sudah mempelajari masalah itu saat uji coba dengan dyno meter di Viry (markas Renault)," ungkap Taffin.
"Sebagian masalahnya teratasi dan sisanya akan kami selesaikan sebelum Jumat (sesi latihan bebas 28/3) di Sepang," yakinnya. (cak)
SEPANG - Balapan Formula 1 segera memasuki seri kedua di Sepang, Malaysia akhir pekan ini. Setelah diwarnai kontroversi di lomba pembuka, seri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lamine Yamal Disebut akan Memperpanjang Kontrak dengan Barcelona
- Skuad Solid dan Persiapan Matang, Jakarta Livin Mandiri Incar Juara di Proliga 2025
- Pulang dari Tugas Negara, Robi Darwis Punya Motivasi Berlipat dengan Persib
- Borneo FC Vs Persik 0-4, Tuan Rumah Babak Belur, Ada Kartu Merah & Bunuh Diri
- Naik Kelas ke Pelatnas Cipayung, Ubed Pengin Memberikan Pembuktian
- IBL 2025: Datangkan Jarron Crump, Satria Muda Kirim Dame Diagne ke Spanyol