Separo Serdadu Inggris Siap Tinggalkan Militer
Jumat, 11 Juli 2008 – 10:39 WIB

Serdadu Inggris dalam sebuah operasi militer di Afghanistan. Foto: AFP.
LONDON – Hasil survei yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan Inggris Rabu (9/7), cukup mengejutkan. Dalam laporan itu disebutkan bahwa sekitar separo serdadu Inggris yang saat ini masih menjadi anggota aktif kemiliteran siap meninggalkan kesatuan mereka. Pemicunya adalah beban kerja yang terlalu berat, moralitas yang rendah dan gaji serta fasilitas yang tidak memadai. Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa survei yang melibatkan sekitar 9.000 serdadu Inggris itu memang menunjukkan sisi-sisi lemah kemiliteran. ”Tapi, kondisi yang dikeluhkan sebagian besar anggota kemiliteran itu sudah mulai diperbaiki,” terang Kementerian Pertahanan dalam pernyataan resminya. Sekitar 47 persen responden yang berasal dari Army (AD) dan Royal Navy (AL), serta 44 persen responden dari Royal Air Force (AU) mengaku siap meninggalkan dunia militer untuk selamanya. Dalam survei sebelumnya, kementerian yang dipimpin Des Browne itu menganalisa perilaku para serdadu. Baik anggota AD, AL, Marinir maupun AU. Hasilnya, sebagian besar serdadu mengaku sangat khawatir dengan kondisi moral mereka. Sebab, tanggung jawab yang mereka pikul sangat berat, sementara mereka harus sering meninggalkan keluarga. ”Sebanyak 36 persen serdadu yang disurvei mengaku tidak senang dengan penugasan luar negeri karena harus berpisah dengan anak istri/suami,” terang kementerian.
Beratnya beban kerja dan tugas luar yang memaksa para serdadu harus jauh dari keluarga menjadi alasan utama mereka meninggalkan kemiliteran. Selain itu, gaji serta fasilitas perumahan yang tidak memadai juga menjadi pertimbangan serius mereka untuk tidak lagi berkecimpung di dinas militer. ”Kualitas perlengkapan pendukung tugas juga salah satu hal yang dikeluhkan,” urai Kementerian Pertahanan secara tertulis.
Baca Juga:
Sementara, seringnya penugasan ke luar kota atau ke luar negeri membuat sekitar 38 persen anggota AD lebih terdorong meninggalkan militer. Secara keseluruhan, sebanyak 59 responden yang disurvei mengatakan bahwa komitmen terhadap tugas dan tekanan selama menjalankan tugas lah yang membuat mereka ingin hengkang dari militer. Fenomena tersebut sudah mulai berdampak pada divisi AD regular Inggris. Saat ini, divisi tersebut sudah kekurangan sekitar 5.000 serdadu.
”Ini adalah gambaran tekanan hebat yang harus ditanggung serdadu militer. Menurut saya, frekuensi penugasan yang terlalu sering lah yang mencetuskan tekanan tersebut baik pada serdadu bersangkutan maupun keluarganya,” ujar Patrick Mercer, salah seorang anggota parlemen dari Partai Tory.
Kendati demikian, sekitar 59 persen responden mengaku cukup puas dan sangat puas dengan pekerjaan mereka. Sebanyak 69 persen pejabat militer menyatakan sangat puas menerima penghargaan atas dedikasi mereka. Sementara, di tingkat serdadu, hanya sekitar 51 persen yang puas dengan penghargaan yang pernah mereka terima. Survei Kementerian Pertahanan itu dilakukan pada Juli dan Oktober 2007. Dari sebanyak 24. 760 kuesioner yang disebarkan kepada serdadu Inggris, hanya sekitar 9.000 yang kembali. (AFP/BBC/hep)
LONDON – Hasil survei yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan Inggris Rabu (9/7), cukup mengejutkan. Dalam laporan itu disebutkan bahwa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Trump & Zelenskyy Bertengkar, Prancis: Persatuan Barat Telah Hancur
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid Kecam Israel yang Larang Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza
- AS Anggap Tindakan Zelenskyy Mengacaukan Upaya Penyelesaian Konflik
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Hamas Kecam Keras Israel yang Menunda Pembebasan Warga Palestina
- Menlu Sugiono Rayu Belanda demi Sukseskan Program Prioritas Indonesia