Separuh Dari Pelaku Perdagangan Manusia di Australia Adalah Perempuan
Ia mengatakan, kisah dari banyak pelaku perempuan mengikuti pola yang sama.
"Mereka diharapkan untuk melayani klien pria, mereka tahu itu," katanya.
"Banyak yang datang dari latar belakang pekerja seks di negara asal mereka, yang adalah Thailand dalam banyak kasus."
"Mereka harus bekerja enam hari seminggu, semua penghasilannya dibayarkan untuk melunasi hutang mereka. Jadi mereka tidak menerima uang yang datang ke klien-klien itu."
Photo: Alexandra Baxter dari Flinders University mengatakan banyak pelaku memiliki latar belakang pekerja seks. (Supplied)
Ia mengatakan para pelaku akan memiliki uang yang ditambahkan ke hutang mereka hanya untuk bisa makan.
"Mereka tidak memiliki paspor mereka sendiri, mereka tidak menerima uang dari klien, dan jika mereka membutuhkan uang untuk makanan, jumlah itu akan ditambahkan ke hutang mereka," katanya.
"Begitu mereka membayar hutang mereka, mereka kemudian bertahan di industri seks, menjadi germo dan membawa perempuan lain untuk kemudian dieksploitasi seperti mereka."
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan