Separuh Dari Pelaku Perdagangan Manusia di Australia Adalah Perempuan

Jumlah korban perempuan tinggi
Baxter mengatakan ia menemukan bahwa hakim sering mengabaikan latar belakang perempuan, atau melihatnya sebagai alasan bagi mereka untuk lebih tahu.
Ia mengatakan hakim sering mengatakan hal-hal seperti pelaku "seharusnya tahu" perilaku mereka salah, mengingat mereka pernah mengalaminya sendiri.
"Sangat sederhana untuk mengatakan 'anda seharusnya tahu lebih baik' dan 'anda harus memilih kehidupan yang jauh dari itu', tetapi seberapa realistis mereka bisa melakukan itu?," kata Baxter.
"Dalam situasi apapun yang menyinggung, latar belakang pelanggar atau pelaku akan sering menjadi alasan yang baik mengapa pelanggaran itu terjadi, ini diterapkan dalam penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual dan kasus-kasus intimidasi."
Penelitiannya berpendapat bahwa prinsip-prinsip tersebut juga harus berlaku untuk latar belakang pelaku perdagangan manusia, yang seringkali memiliki kesempatan terbatas untuk meninggalkan dunia itu begitu hutang kepada para penangkapnya terbayar.
"Dari mana mereka bebas?," kata Baxter.
"Ya, mereka tidak lagi memiliki hutang. Gaya hidup itu dan kondisi-kondisi itu dan pekerjaan itulah yang mereka tahu."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia