Separuh Mall di Amerika Serikat Akan Tutup Tahun 2030

Mark Hinshaw, seorang arsitek dan pengarang buku mengatakan dia sudah lama mengamati semakin banyaknya mall yang mati.
"Perkembangannya memang pesat selama 60 tahun terakhir, dan saya kira banyak orang menduga bahwa ini akan berlangsung terus menerus."
"Namun kenyataannya hidup dan gaya hidup berubah. Sekarang banyak orang kembali tinggal di kota, dan banyak orang tidak mau lagi tinggal di pinggiran dimana mereka harus mengendarai kendaraan ke kota untuk belanja ataupun bekerja." kata Hinshaw.
Di masa puncak pembangunan mall, sekitar 140 mall dibangun setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Direktur Eksekutif Dewan Pusat Perbelanjaan Australia Angus Nardi mengatakan situasi di Australia masih berbeda dengan Amerika Serikat.
Namun dia mengakui adanya berbagai masalah yang dihadapi pusat perbelanjaan di Australia.
"Memang tidak ada yang bisa mengatakan bahwa mall tidak akan mati, dan resikonya selalu ada. Di Australia masalahnya sekarang ini adalah kajian yang sedang dilakukan pemerintah yang bisa mengakibatkan pelonggaran aturan dimana siapa saja bisa membangun mall." kata Nardi.
Dia mengatakan di Amerika Serikat, sudah lama terjadi dimana pasar lebih besar dari permintaan dan di seluruh Amerika, banyak mall yang sama sekali tidak digunakan lagi, menjadi gedung yang terbengkalai.
Di saat di banyak kota di negara berkembang pembangunan mall marak, di Amerika Serikat diperkirakan sekitar separuh mall yang ada sekarang ini akan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia