Separuh Napi di Rutan Muaradua Buta Huruf

jpnn.com - MUARADUA - Meski pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengentaskan buta huruf, namun tidak semua elemen masyarakat terbebas dari baca tulis. Khususnya di rumah tahanan Muaradua, dari data 127 narapidana, sekitar 50 persen tidak bisa baca tulis.
“Dari 127 warga binaan Rutan, sekitar 50 persen tidak bisa baca tulis,” kata Kepala Rutan Muaradua, Jumadi, Minggu (17/8).
Faktor pendidikan yang kurang inilah menurut Jumadi yang menjadi faktor penyebab warga binaanya terjebak untuk melakukan tindak keriminal. “Lebih banyak dari mereka lebih mementingkan soal perut, karena untuk bersaing tidak cukup ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Parahnya lagi, lanjut Jumadi, meski pihak Rutan telah memberikan fasilitas warung telekomunikasi (wartel) namun tetap saja tidak bisa digunakan para Napi.
“Malah ada dari mereka untuk mengetik SMS saja harus menyuruh orang lain, ini yang sangat kita khawatirkan,” ujarnya.
Sebagai langkah pembinaan pihaknya juga telah memberikan program pembinaan mental spiritual yang bersifat kerohanian dan keagamanaan seperti pengajian dan baca Alqur’an. Selain kegiatan yang bersifat keahlian seperti membangun steam cuci mobil dan motor.
Untuk mengentaskan tidak bisa baca tulis para Napi pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar para narapidana mendapatkan bimbingan dan bisa mengikuti program kejar paket, dan pihaknya sangat berharap dukungan penuh dari pemerintah OKU Selatan.(dwa)
MUARADUA - Meski pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengentaskan buta huruf, namun tidak semua elemen masyarakat terbebas dari baca
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Oknum Kades Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan, Bendahara Buron
- Gunung Ibu Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 400 Meter
- Geger Mayat Tanpa Identitas di Lampung Selatan, Ini Ciri-cirinya
- Kirab Mahkota Binokasih Warnai Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor
- Dilaporkan ke Polda Jateng, Bambang Wuragil Dituduh Telantarkan Anak
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan