Sepatu Siapa Takut
Oleh Dahlan Iskan
Dari Afyon kelak rencana saya ke Antalya. Lalu Izmir. Baru terakhir nanti ke Istanbul: tahun depan. 1 Januari 2019.
Untuk ke Konya itulah saya harus mampir Ankara. Ibu kota Turki.
Saya pilih naik kereta. Meski untuk cepatnya bisa naik pesawat.
Kali ini saya tidak akan kesusu-kesusu. Kesusu – apalagi kemrungsung– tidak cocok dengan jiwa Maulana Rumi. Sekalian saya akan menikmati keretanya. Sambil menyelami sistem perkeretaapian di Turki.
Baru kali ini saya bisa punya waktu sebaik itu. Terima kasih Rumi.
Tentu saya harus bermalam di Ankara. Sudah terlalu senja. Apalagi ada siaran langsung pertandingan Liverpool malam itu.
Malamnya ada lagi: Manchester City. Yang kali ini saya terpaksa harus melihatnya. Dengan alasan: Ssssttt…! Rahasia.
Sudah terlalu lama saya dibuli profesor Said Didu. Saya ganti ingin merasakan bagaimana perasaan hatinya. Kalau Manchester City kalah lagi. Tapi saya berjanji: tidak akan membuli beliau.