Sepekan Hidup Menggelandang di Kota Melbourne
Saya dan Chico akhirnya berteduh di tribun tertutup sebuah stadion. Untungnya tak ada nyamuk, namun sangat bising, termasuk dari orang-orang yang juga turut berteduh. Saya tidak merasa aman di sini, namun lama-lama jadi terbiasa juga.
Hari ini sangat menyesakkan. Betapa beratnya kehidupan di saat hujan.
Selasa - Terbangun dengan pemandangan balon ujdara di kejauhan. Lokasi ini cukup baik karena toiletnya tidak jauh. Jeleknya karena banyak orang membawa anjingnya berjalan-jalan di sekitar sini. Saya lebih suka tidak dilihat orang - mungkin karena malu.
Siang hari, ada aksi demonstrasi yang menentang kekerasan dalam rumah tangga, serta aksi damai dari Homeless Person’s Union of Victoria di gedung parlemen.
Rabu - Lagi-lagi terbangun dengan pemandangan balon udara. Tapi hari ini saya harus kembali masuk kerja. Saya lewati Enterprise Park, taman yang menjadi tempat para gelandangan.
Perjalanan pulang ke tempat berteduh di seberang sungai lebih menantang, karena di sana berjejeran rumah warga.
Kamis - Mandi dan mencuci di fasilitas komunitas. Tempat ini menyediakan handuk, sampo dan sabun cuci, termasuk makanan.
Saya abaikan makanannya karena tampaknya kurang sehat.
Nadene Marsh mencoba hidup menggelandang selama satu minggu di kota Melbourne, dan merasakan sendiri betapa beratnya kehidupan kaum gelandangan terutama
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata