Sepenggal Cerita Ogoh-ogoh Bali di Sudut Belitung
Darmawan mengaku, warga Bali datang ke Balitung setelah mengikuti program transmigrasi yang dijalankan pemerintah. Sampai di Belitung, mereka pun memulai pekerjaan sebagai petani di kebun duret sawit dan nelayan hingga saat ini. Ia memastikan tidak ada yang satu pun warga asli yang melayangkn protes atas kedatangan dan ritual yang dikerjakan warga Bali.
“Semua warga Belitung menerima kami dengan baik sehingga kami bisa menetap seperti saat ini,” imbuhnya.
Seorang turis asal Inggris, John Baistow cukup kaget dengan perayaan ogoh-ogoh di Belitung tersebut. Ia memuji kesetiaan warga Bali terhadap tradisi di mana pun mereka berada.
“Saya beruntung bisa ke sini. Setelah lama perjalanan panjang, baru pertamakali di Belitung, senang bisa melihat seremoni ini,” ujar Baistow. Ia bahkan ikut berjalan kaki dan mengarak ogoh-ogoh. Ia berharap warga Balitung bisa tetap menjalankan tradisi itu secara turun menurun.
Saat ogoh-ogoh itu diarak memang tidak banyak turis yang hadir menyaksikannya.Karena itu Baistow cukup beruntung bisa mengikuti ogoh-ogoh itu tanpa harus ke Bali. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara