Sepenggal Kisah Wartawan Tertua di Piala Dunia 2014

Sejak 1974, Hanya Absen di Afsel 2010

Sepenggal Kisah Wartawan Tertua di Piala Dunia 2014
Hiroshi Kagawa, tampak beda dengan pena dan kertas, di tengah peliputan pertandingan Inggris vs Italia di Manaus. Getty images

"Saya ingin Jepang bergabung dengan tim top dunia dan menjadi bagian dari dunia yang lebih besar dari sepak bola," katanya.

Usai menulis di Kyoto, Kagawa kemudian menulis untuk surat kabar Sankei Shimbun di Osaka, sebelum menjadi editor di Sankei Sports.

Ketika ia tiba di Jerman (Barat) pada tahun 1974, itu adalah puncak dari satu perjalanan, dan awal dari yang lain.

Ia duduk di dekat gawang, di stadion tua Olympia di Munich, menyaksikan sejarah sepak bola.

"Game itu (final Jerman vs Belanda) adalah asal-usul sepak bola modern," kenang Kagawa.

Bagian pertama dari tulisan yang dia kirim ke Jepang adalah serangkaian majalah yang sekarang sudah dirangkum dan dikenal dengan A World Cup Journey.

Berti Vogts is A Good Man, itu kalimat pembuka di tulisannya, tentang bek Jerman Barat yang menjadi pemain terbaik dunia saat itu, mengalahkan Johan Cruyff di partai final.

Sejak saat itu, Kagawa terus tekun menulis sepak bola. Hasratnya kemudian ikut menerangi pola pikir orang Jepang akan prestasi sepak bola.

MANAUS- Hiruk-pikuk Piala Dunia tak akan terlepas dari peran jurnalis. Nah, di Piala Dunia Brasil 2014 ini, ada seorang tua yang masih tekun dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News