Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402?
Kapal pencari dan helikopter melaporkan adanya tumpahan minyak di daerah tersebut, dan tercium bau solar beberapa jam kemudian.
Kapal dari berbagai negara bergabung dalam pencarian besar-besaran selama beberapa hari, sampai muncul benda-benda di Laut Bali pada hari Sabtu, termasuk sajadah, bagian dari mekanisme penembakan torpedo dan minyak untuk periskop kapal selam.
Pemindaian bawah air kemudian mengkonfirmasi bahwa kapal selam itu telah tenggelam hingga kedalaman 838 meter dan terbelah menjadi setidaknya tiga bagian, lambung, bagian utama dan buritan.
Militer Indonesia sekarang bergulat dengan bagaimana mereka dapat mengangkat kapal selam dari kedalaman seperti itu, mengingat logistik dan biaya yang sangat besar untuk tugas semacam itu.
Laksamana Goldrick menjelaskan sudah ada preseden untuk mengangkat setidaknya bagian kapal selam yang lebih dalam daripada KRI Nanggala-402.
"Misi Amerika Serikat tahun 1974 dengan nama sandi Project Azorian melibatkan pengangkatan komponen besar dari kapal selam pembawa rudal Soviet yang tenggelam," katanya, merujuk pada tenggelamnya K-129.
"Namun demikian, membawa sekitar 1.300 ton logam kembali ke permukaan dari kedalaman lebih dari 800 meter tetap merupakan tantangan yang luar biasa," katanya.
Upaya menemukan jasad korban
Pakar militer dan kelautan Indonesia mengatakan hanya ada beberapa opsi untuk mengangkat kapal selam ke permukaan.
Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dengan 53 orang awak kemungkinan disebabkan oleh faktor arus bawah laut di perairan Laut Bali
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan