Seperti Apa Arus Bawah Laut yang Disebut-sebut Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala-402?

Mereka bisa memasang tabung atau balon dengan udara atau cairan apung ke lambung kapal, atau mengangkat kapal selam dengan kabel baja dari derek atau tongkang, seperti yang dilakukan dengan Kursk, yang menewaskan 118 awak.
Tetapi kedua opsi itu sangat mahal, secara logistik menakutkan dan akan membutuhkan penggunaan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh secara intensif.
Mengangkat bagian depan kapal selam juga dapat menimbulkan risiko bagi tim penyelamat karena harus menangani bahan peledak dari torpedo yang mungkin juga rusak.
Untuk saat ini, TNI AL fokus pada penemuan benda-benda yang lebih kecil, menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh yang dapat mengangkat beban hingga 150 kilogram.
Keluarga dari 53 awak berharap setidaknya jasad mereka bisa ditemukan untuk dimakamkan dengan layak, bahkan jika kapal selam bisa lagi diangkat ke atas.
Realitas yang menyedihkan, seperti yang banyak disampaikan oleh masyarakat Indonesia, bahwa ke-53 awak KRI Nanggala-402 akan tetap berada di dalam laut untuk selama-lamanya.
Dalam misi yang abadi.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari
Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 dengan 53 orang awak kemungkinan disebabkan oleh faktor arus bawah laut di perairan Laut Bali
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia